Jumat, 08 September 2017

BERSYUKUR DAN MENGHARAP MANFAAT

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah Kita Panjatkan Puja Dan Puji Syukur Kehadirat Allah Swt. Yang Mana Berkat Taufik Dan Hidayahnya Kita Dapat Menulis Dan Membacanya Ini Blog.

Sholawat Dan Salam Selalu Kita Haturkan Kepada Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad Saw. Yang Mana Telah Membawa Umat Manusia Dari Alam Kegelapan Menuju Alam Terang Menerang.

SaudaraKu Yang DiRahmati Allah Swt.

Dijaman Yang Semakim Moderin Ini, Organisasi Semakin Cepat, Gedung-Gedung Bertingkat, Jarak Yang Tadih Nya Jauh Kini Dekat, Dan Pergaulan Remaja Yang Semakin Sesat. Nauzubillah.

Alhamdulillah, Kita Telah Diberikan Allah Nikmat Yang Begitu Banyak Nya Hingga Tak Terhitung.
Dari Mata Untuk Melihat,Tangan Untuk Meraba, Telinga Untuk Mendengar, Sampai Kaki Untuk Berjalan.
Coba Satu Saja Diantara Nikmat Allah Yang Di Ambil Dari Kita? Apa Jadi Nya Kita ?
Kita Ambil Contoh :
Orang Yang Buta.
Dia Tidak Dapat Melihat Gunung Yang Tinggi Menjelang, Sawah Yang Terbentang, Padang Yang Berilalang, Sampai Langit Yang Berdiri Tanpa Bertiang. Subhanallah.

Saudara Ku Yang DiRahmati Allah Swt.

Allah Memberikan Nikmat Kepada Kita Semua, Dengan Dapatnya Ikhwan-Ikhwan Dalam Kehidupan. Cuma Itu Yang Bisa Menolong Kita Di Akhirat. Teman-Teman Terbaik, Selain Syafaat-Syafaat Lainnya.
Ada Orang Mendekat Kepada Al-Qur'an,
Ada Orang Sering Baca Sholawat Kepada Nabi,
Ada Orang Mendekat Pada Hukum-Hukum Allah,
Dan Adapula Orang Yang Belum Bisa Maksimal Menunaikan Semua Itu.
Dia Mencari Teman-Teman Yang Sholeh(Sholehah), Yang Menunjukkan Pada Kebaikan-Kebaikan, Bukankah Sering Kalian Dapati Seperti Itu???

Saudara Ku Yang Di Rahmati Allah Swt.

Mungkin Kalian Bersahabat Dengan Teman Yang Tingkat IbadahNya Jauh Diatas Kalian,
Kalian Sibuk Dengan Urusan Dunia, Tapi Masih Menunaikan Sholat, Masih Puasa, Tapi Karena Kesibukkan Dunia Kalian, Masya Allah.
Kurang Bekal Ibadah Kalian, Tapi Beruntungnya Kalian, Dengan Punya Teman Yang Sholeh, Berjama'ah Dengan Imam Yang Sholeh, Puasa Dengan Dia, Buka Sama-Sama, Kadang Sering Ikut-Ikutan, Misalnya Dalam Taklimnya, Dalam Macam-Macam Kebaikan Lain Nya. MasyaAllah. Maka Tiba-Tiba Ketika Kalian Kenal Dia, Dekat Sama Dia, Di ingat Oleh Dia, Dikenang Oleh Dia, Di Akhirat Nanti Tidak Di Temukan Kalian.
Dia Minta Pada Allah :
Ya Rabby Dia Kawan Saya, Dia Teman Saya, Dia Sahabat Saya, Dan Dia Saudara Saya.
Kami Pernah Puasa Sama-Sama...
Kami Pernah Sholat Berjama'ah...
Tolong Jangan Pisahkan Kami Ya Rabby.
Tolong Jangan Pisahkan Kami.

Saudara Ku Yang Di Rahmati Allah Swt.

Tanyakan Pada Diri Antum-Antum Semua.
Apakah Antum Sudah Punya Teman Seperti Itu ???
Yang Bisa Menolong Kita.
Kalau Belum Punya, Cepat Cari, Mumpung Masih Hidup, Sebab Kalau Sudah Kehidupan Itu Berakhir. Tidak Mudah Untuk Menemukannya.

Maka Pastikan Teman Sekolah Antum, Teman Kuliah Antum, Sahabat Antum,
Bisa Membawa Anda Kesurga.
Pastiakan Rumah Antum, Keluarga Antum Orang Yang Bisa Membawa Antum Kesurga.
Dan Pastikan Pula Ditempat Kehidupan Antum, Siapapun, Tenangga Antum, Karabat Antum. Adalah Teman Yang Bisa Mengingatkan Dan Membantu Anda, Untuk Mencari Antum Bisa Masuk Kedalam Surga.
Dan Saya Mohon Pada Antum Semua Pembaca. Tolong Ingat Ini Baik-Baik. Kalau Nanti Di Akhirat.
Antum-Antum Tidak Temukan Saya.
Tolong Ingatkan Kepada Allah Swt. Saya Pernah Ada Disini.
Tolong IngatKan Kepada Allah Swt.
Ya Rabby Mohon, Ya Rabby
Bahwa Muhammad Noor Al-Faqir Pernah Ada Disini, Pernah Mengajarkan, Dan Mengingatkan Antum-Antum Semua.

#MARI KITA SEMUA MENGGAPAI SURGANYA ALLAH SWT#

Mungkin Ini Saja Yang Dapat Ana Sampaikan.
Benar Nya Dari Allah Swt.
Salah Nya Dari Ana Peribadi

Wassalamualaikum. Warahmatullah Wabbarrakatuh.

Selasa, 05 September 2017

SEORANG BUDAK

     Seorang salaf bertutur, "Disebuah gunung kulihat seorang lelaki berkulit kekuning-kuningan, bermata cekung dan tubuhnya selalu gemetar, namun tidak terlihat merasa takut dan gelisah, sedangkan air matanya berjatuhan.
"siapa engkau?" tanyaku.
"saya seorang budak yang lari dari tuannya".
"tidakkah lebih baik engkau kembali dan minta maaf?"
"minta maaf itu harus beralasan," ia berhenti sejenak, "sebab mana mungkin seorang yang culas seperti aku meminta maaf."
"kalau begitu aku carikan orang lain untuk menolongmu."
"mereka semua takut kepadanya."
"Siapa Dia?" tanyaku heran.
"Seorang yang telah memeliharaku sejak aku kecil hingga dewasa, tapi aku berbuat durhaka kepadanya. aku melanggar perintahnya. ia telah menanggung dan menjamin hidupku dengan segala anugerah dan kebaikannya, namun aku berkhianat dan zalim, padahal ia selalu melihat dan mengawasi setiap gerak dan kelakuanku."
"wahai betapa malunya aku. dia telah berbuat baik kepadaku, tapi aku... oh, betapa buruk perbuatanku."
"dimana tuanmu itu?" tanyaku makin penasaran.
"kemana saja kau menghadap dan dimana saja kau berada, akan kau temui para penolong dan pendukungnya. dibumi mana saja kakimu berpijak, kau berada di negerinya."
"kendalikan dirimu karena boleh jadi rasa takut dan was-was mu itu membakar jiwamu." kataku.
"terbakar dengan api rasa takut kepadanya, yang mudah-mudahan ia meridhai, adalah lebih baik dan lebih utama." ia lalu menyenandungkan syair :

" RASA TAKUT KEPADA MU TIDAK PERNAH MENYISAKAN AIR MATA DAN KETABAHAN JIWA DAN TIDAK LAH RAGU DENGAN BEGITU AKU ADALAH BANGKAI YANG KEJANG KAKU SEORANG HAMBA YANG DATANG DENGAN LEMAH LUNGLAI PENUH PENGAKUAN DAN PENYESALAN SEMENTARA API NYA MEMBAKAR OTOT-OTOT DAN HATI BETAPA AMAT SEMPIT LORONG PERJALANAN HIDUPNYA DI ALAM DUNIA LANTARAN TAKUT MAKA ANUGERAHILAH IA CINTA KASIH LEMBUTMU BILA ESOK IA DATANG MENJUMPAIMU."

Maka aku berkata, "wahai sahabat, perkara itu lebih mudah dan ringan dari pada apa yang kau sangka."
Ia menjawab, "inilah suatu fitnah besar, ucapnya berbahaya orang-orang yang menganggur dan main-main. anugerahilah ia. moga-moga ia dimaafkan dan diselamatkan. di manakah tapak-tapak ke ikhlasan dan ke taatan." Ia Lalu Menjerit dan mati.
ketika itulah, keluar dari balik gua gunung itu, seorang perempuan tua dengan pakaian koyak-koyak dan lusuh.
"siapakah orang yang mau membantu seseorang yang nelangsa dan kebingungan." kata nya.
"wahai perempuan hamba Allah. kau ajak dia menuju suatu pengharapan?."
"harapan tanpa disertai ketaatan dan ketundukkan adalah suatu kemusyrikkan."
"Siapakah anda?." tanyaku.
"aku adalah ibunya"
"aku akan disini membantumu." kataku.
"biarlah, lepaskan ia dalam keadaan terhina seperti ini, dihadapan zat yang mematikannya. semoga ia akan memandangnya dengan pandangan rahmatnya sehingga ia meridhainya."
Maka aku tidak mengerti. dalam hal apa aku takjub: dari kejujuran lelaki itu dalam takwanya kepada Allah atau dari kebaikan dan kebenaran ucapan perempuan tua itu. wallahu a'lam.

Sumber :
Diterjemahkan dari Multaqath Al-Hikayat
karya Ibnu Al-Jauzi,
Terbitan Dar Ihya' Al-Kutub Al-'Arabiyah, Mesir Tanpa Tahun.
Penerjemah : Nabhani Idris
Penyunting : Abdi Mahastyo Suherman
Cetakan 1, Dzulhijjah 1407/juli 1987
Cetakan 2, Dzulqaidah 1409/juli 1989
Cetakan 3, Rabi'ul Awwal 1411/oktober 1990
Cetakan 4, Rabi'ul Awwal 1412/september 1991
Cetakan 5, Syawal 1412/april 1992
Cetakan 6, Rajab 1413/januari 1993
Diterbitkan Oleh Penerbit Al- Bayan (Kelompok Penerbit Mizan)
Jl.Yodkali 16, Bandung 40124
Telp. (022) 700931  -  Fax. (022) 707038
Desain Sampul: Gus Ballon.

Senin, 04 September 2017

Mendambakan Wanita Sholehah

*****Mendambakan Wanita Sholehah***"*
Apa yang sering diangankan oleh kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya?. Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami. Inilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih tepat disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian.
Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.
Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.
Namun tentunya apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik terkecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah. Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama1 dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan. Istri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata: “Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.”
Duhai kiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya….! Namun dari mana pengetahuan dan kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan agamanya yang haq? Wallahu Al-Musta‘an.
Keutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘﺎَﻉٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻣَﺘَﺎﻉِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu:
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ، ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya3, bila diperintah4 akan mentaatinya5, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
ﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِ : ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺴْﻜَﻦُ ﺍﻟْﻮَﺍﺳِﻊُ، ﻭَﺍﻟْﺠَﺎﺭُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﻛَﺐُ ﺍﻟْﻬَﻨِﻲُّ . ﻭَﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸّﻘَﺎﺀِ : ﺍﻟْﺠَﺎﺭُ ﺍﻟﺴّﻮﺀُ، ﻭَﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮﻛَﺐُ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺴْﻜَﻦُ ﺍﻟﻀَّﻴِّﻖُ .
“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
ﻟِﻴَﺘَّﺨِﺬْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻗَﻠْﺒًﺎ ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ ﻭَﻟِﺴَﺎﻧﺎً ﺫَﺍﻛِﺮًﺍ ﻭَﺯَﻭْﺟَﺔً ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔً ﺗُﻌِﻴْﻦُ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺗُﻨْﻜَﺢُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ِﻷََﺭْﺑَﻊٍ : ﻟِﻤَﺎﻟِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺤَﺴَﺒِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺠَﻤَﺎﻟِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺪِﻳْﻨِﻬَﺎ . ﻓَﺎﻇْﻔَﺮْ ﺑِﺬَﺍﺕِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﺗَﺮِﺑَﺖْ ﻳَﺪَﺍﻙَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Empat hal tersebut merupakan faktor penyebabdipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “( ﻓَﺎﻇْﻔَﺮْ ﺑِﺬَﺍﺕِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ), maknanya: yang sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
Sifat-sifat Istri Shalihah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻓَﺎﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕُ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٌ ﺣَﺎﻓِﻈَﺎﺕٌ ﻟِﻠْﻐَﻴْﺐِ ﺑِﻤَﺎ ﺣَﻔِﻆَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻋَﺴَﻰ ﺭَﺑُّﻪُ ﺇِﻥْ ﻃَﻠَّﻘَﻜُﻦَّ ﺃَﻥْ ﻳُﺒْﺪِﻟَﻪُ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻜُﻦَّ ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺎﺕٍ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٍ ﺗﺂﺋِﺒَﺎﺕٍ ﻋَﺎﺑِﺪَﺍﺕٍ ﺳﺂﺋِﺤَﺎﺕٍ ﺛَﻴِّﺒَﺎﺕٍ ﻭَﺃَﺑْﻜَﺎﺭًﺍ
“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:
ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺧَﻤْﺴَﻬَﺎ، ﻭَﺻَﺎﻣَﺖْ ﺷَﻬْﺮَﻫَﺎ، ﻭَﺣَﻔِﻈَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ، ﻭَﺃَﻃَﺎﻋَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ، ﻗِﻴْﻞَ ﻟَﻬَﺎ : ﺍﺩْﺧُﻠِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣِﻦْ ﺃَﻱِّ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺷِﺌْﺖِ
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻨِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ؟ ﺍَﻟْﻮَﺩُﻭْﺩُ ﺍﻟْﻮَﻟُﻮْﺩُ ﺍﻟْﻌَﺆُﻭْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ، ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻏَﻀِﺐَ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻀَﻊَ ﻳَﺪَﻫَﺎ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ، ﻭَﺗَﻘُﻮْﻝُ : ﻻَ ﺃَﺫُﻭﻕُ ﻏَﻀْﻤًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺿَﻰ
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻓَﻼَ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ، ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻟَﻘِﻲَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻧَﺔً ﻓِﻲ ﻃَﺮِﻳْﻖٍ ﻓَﻐَﺸِﻴَﻬَﺎ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ، ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺃَﻥْ ﺗَﺼُﻮﻡَ ﻭَﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﺷَﺎﻫِﺪٌ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲ ﻋَﻨْﻪُ
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺭَﺟُﻞٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻪِ ﻓَﺘَﺄْﺑَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺳَﺎﺧِﻄًﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺿَﻰ ﻋَﻨْﻬَﺎ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
ﺇِﺫَﺍ ﺑَﺎﺗَﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﻣُﻬَﺎﺟِﺮَﺓً ﻓِﺮَﺍﺵَ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻟَﻌَﻨَﺘْﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺟِﻊَ
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, amin.
—————————————
Terima kasih telah berkunjung ke blog kita dan salam kenal juga.

Menjaga Kehormatan Seorang Wanita

Akhi = bolehkah seorang laki laki mencintai seorang wanita ?
ukhti = boleh , karna cinta adalah fitrah manusia
akhi = bagaimana jika aku mencintaimu?
ukhti = jangan ungkapkan padaku
akhi = mengapa?
Ukhti = engkau tau mawar?
Akhi = tau
ukhti = apa yang akan engkau lakukan jika melihatnya ?
akhi = mendekati
ukhti = lalu ?
akhi = memetiknya
ukhti = setelah itu?
Akhi = mencium harumnya
Ukhti = jika sudah begitu?
Akhi = buang lah
ukhti = mengapa?
Akhi = karna dia sudah layu..
ukhti = itulah perumpamaan seorang laki laki yang tidak bisa menjaga pandanganya, lalu dia jatuh cinta, setelah itu mendekatinya, memacarinya, dan jika sudah begitu tanpa sadar dia sudah masuk dalam tahap mendekati zina..
dan mawar itu adalah perumpamaan seorang wanita yang tidak bisa menjaga kehormatanya..
Apabila sudah hilang kehormatan yang dia punya, maka dia akan mengahncurkan tiga masa
=> masalalu
=>masakini
dan
=> masa yang akan datang
nikahi atau sudahi?
Akhi = :-( :-( :-(

Renungkan!!!

Mendambakan Wanita Sholehah

*****Mendambakan Wanita Sholehah***"*
Apa yang sering diangankan oleh kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping hidupnya?. Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami. Inilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih tepat disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian.
Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.
Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar. Ia berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.
Namun tentunya apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik terkecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah. Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama1 dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan, dan perselisihan. Istri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di antara mereka yang berkata: “Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya namun ia selalu menyakitiku.”
Duhai kiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya….! Namun dari mana pengetahuan dan kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan agamanya yang haq? Wallahu Al-Musta‘an.
Keutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘﺎَﻉٌ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻣَﺘَﺎﻉِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu:
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ، ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya3, bila diperintah4 akan mentaatinya5, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah: “Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu.” (‘Aunul Ma‘bud, 5/57)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
ﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻌَﺎﺩَﺓِ : ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺴْﻜَﻦُ ﺍﻟْﻮَﺍﺳِﻊُ، ﻭَﺍﻟْﺠَﺎﺭُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﻛَﺐُ ﺍﻟْﻬَﻨِﻲُّ . ﻭَﺃَﺭْﺑَﻊٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸّﻘَﺎﺀِ : ﺍﻟْﺠَﺎﺭُ ﺍﻟﺴّﻮﺀُ، ﻭَﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮﻛَﺐُ ﺍﻟﺴُّﻮﺀُ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺴْﻜَﻦُ ﺍﻟﻀَّﻴِّﻖُ .
“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
ﻟِﻴَﺘَّﺨِﺬْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻗَﻠْﺒًﺎ ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ ﻭَﻟِﺴَﺎﻧﺎً ﺫَﺍﻛِﺮًﺍ ﻭَﺯَﻭْﺟَﺔً ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔً ﺗُﻌِﻴْﻦُ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505)
Cukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺗُﻨْﻜَﺢُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ِﻷََﺭْﺑَﻊٍ : ﻟِﻤَﺎﻟِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺤَﺴَﺒِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺠَﻤَﺎﻟِﻬَﺎ ﻭَﻟِﺪِﻳْﻨِﻬَﺎ . ﻓَﺎﻇْﻔَﺮْ ﺑِﺬَﺍﺕِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﺗَﺮِﺑَﺖْ ﻳَﺪَﺍﻙَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Empat hal tersebut merupakan faktor penyebabdipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul Bari, 9/164)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “( ﻓَﺎﻇْﻔَﺮْ ﺑِﺬَﺍﺕِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ), maknanya: yang sepatutnya bagi seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama bersamanya (istri). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya.” (Fathul Bari, 9/164)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari mendapatkan kerusakan mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
Sifat-sifat Istri Shalihah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻓَﺎﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕُ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٌ ﺣَﺎﻓِﻈَﺎﺕٌ ﻟِﻠْﻐَﻴْﺐِ ﺑِﻤَﺎ ﺣَﻔِﻆَ ﺍﻟﻠَّﻪُ
“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻋَﺴَﻰ ﺭَﺑُّﻪُ ﺇِﻥْ ﻃَﻠَّﻘَﻜُﻦَّ ﺃَﻥْ ﻳُﺒْﺪِﻟَﻪُ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻜُﻦَّ ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺎﺕٍ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٍ ﺗﺂﺋِﺒَﺎﺕٍ ﻋَﺎﺑِﺪَﺍﺕٍ ﺳﺂﺋِﺤَﺎﺕٍ ﺛَﻴِّﺒَﺎﺕٍ ﻭَﺃَﺑْﻜَﺎﺭًﺍ
“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:
ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺧَﻤْﺴَﻬَﺎ، ﻭَﺻَﺎﻣَﺖْ ﺷَﻬْﺮَﻫَﺎ، ﻭَﺣَﻔِﻈَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ، ﻭَﺃَﻃَﺎﻋَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ، ﻗِﻴْﻞَ ﻟَﻬَﺎ : ﺍﺩْﺧُﻠِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣِﻦْ ﺃَﻱِّ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺷِﺌْﺖِ
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻨِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ؟ ﺍَﻟْﻮَﺩُﻭْﺩُ ﺍﻟْﻮَﻟُﻮْﺩُ ﺍﻟْﻌَﺆُﻭْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ، ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻏَﻀِﺐَ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻀَﻊَ ﻳَﺪَﻫَﺎ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ، ﻭَﺗَﻘُﻮْﻝُ : ﻻَ ﺃَﺫُﻭﻕُ ﻏَﻀْﻤًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺿَﻰ
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻓَﻼَ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ، ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻟَﻘِﻲَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻧَﺔً ﻓِﻲ ﻃَﺮِﻳْﻖٍ ﻓَﻐَﺸِﻴَﻬَﺎ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ، ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ، ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺃَﻥْ ﺗَﺼُﻮﻡَ ﻭَﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﺷَﺎﻫِﺪٌ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲ ﻋَﻨْﻪُ
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺭَﺟُﻞٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻪِ ﻓَﺘَﺄْﺑَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺳَﺎﺧِﻄًﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺿَﻰ ﻋَﻨْﻬَﺎ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
ﺇِﺫَﺍ ﺑَﺎﺗَﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﻣُﻬَﺎﺟِﺮَﺓً ﻓِﺮَﺍﺵَ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻟَﻌَﻨَﺘْﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺟِﻊَ
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah, amin.
—————————————
Terima kasih telah berkunjung ke blog kita dan salam kenal juga.

Minggu, 03 September 2017

Mengenal Wanita

Mengenal Wanita, Wanita seperti apa!!!
Bagi Ku Wanita Adalah Seorang Tulang Rusuk Yang Dulu Hilang... Yang Ingin Aku Cari Untuk Bisa Menyempurnakan Hidupku.
Wanita Bagi Ku Bidadari-Bidadari Yang Allah Kirimkan 1 Untuk Ku, Untuk Ku Jaga Dia. Sampai Maut Yang Memisahkan...
Wanita Adalah Segalanya, Dia Bisa Menyediakan Makan Dirumah, Mencuci, Dll... Tapi Sebenarnya Itu Bukan Lah Tugas Wanita... Buat Apa Kita Menyerahkan Tugas Itu Selagi Kita Laki-Laki Mampu Membuat nya...
Buat Lah Wanita Yang Ada Di Samping Kita Selalu Bahagia... Selalu Senyum Ketemu Kita... Sopan Kepada Kita...
Dia Lah Istri Sholehah Yang Akan Kita Tuntun KeSurga Nya Allah Swt...
Wahai Para Laki-Laki Tuntunlah Istri Kalian Kejalan Yang Benar...
Dan Wahai Para Wanita Berprilaku Sopan Lah Kepada Suami-Suami Kalian...

Kalimat-Kalimat Bahasa Arab

UNGKAPAN YANG BIASA DIGUNAKAN DALAM BAHASA ARAB!

🌸terima kasih - syukran (شكرًا )
🌸sama sama - afwan ( عفواً )
🌸saya minta maaf - aseef (asif) ( آسف )
🌸baiklah - hasanan ( حسناً )
🌸mungkin - rubbama (ربما )/yumkin
🌸awas! - intabih ( انتبِه )
🌸berhati hatilah - ihzar ( احذر )
🌸jangan lupa - la tansa' ( لا تنسىٰ )
🌸samiinatun - gemuk ( سمين )
🌸Tawiilun - panjang ( طويل )
🌸Qasirun - pendek ( قصير )
🌸khofiidhun - rendah ( خفيض )
🌸nahiifun - kurus ( نحيف )
🌸yaum - hari ( يوم )
🌸usbu' - minggu ( أسبوع )
🌸syahr - bulan ( شهر )
🌸sanah - tahun ( سنة )
Ucapan dalam bahasa arab .
🌻Selamat malam - laila sa'idah ( ليلة سعيدة )
🌻sobahul khair - selamat pagi ( صباح الخير )
🌻ucapan balas sobahul khair - sobahannur ( صباح النور )
🌻semoga berjaya - bitaufiq wannajah ( بالتوفيق والنجاح )
🌻salam ukhuwah - salam perkenalan ( سلام اخوة )
🌻jazakallah hukhairan - semoga Allah membalas jasa kebaikanmu ( جزاك الله خيرا )
🌻naharun sa'idah - selamat siang
🌻azhoma allahu ajrak - semoga Allah memuliakan amalan kamu ( عظّم الله أجرك )
🌻uhibbuki - saya sayang kamu (perempuan) ( أحبكِ )
🌻uhibbuka- saya sayang kamu (lelaki) ( أحبكَ )
Ganti nama/personal pronouns
🙋..aku/saya - ana ( أنا )
👦..kamu (lelaki) - anta ( أنتَ )
👧..kamu (perempuan) - anti ( أنتِ )
👨..dia (lelaki -seorang ) - huwa ( هُوَ )
👩..dia (perempuan-seorang) - hiya ( هِيَ )
👬👭..dia (lelaki/perempuan -2orang) -huma ( هماَ )
👬👬..dia (lelaki -3 dan keatas) - hum ( هُمْ )
👭👭..dia (perempuan-3 dan keatas) - hunna ( هنَّ )
👪..kami - nahnu ( نحنُ )
👯👯..kalian (ramai) - antum ( أنتم )
👫👫..mereka - hum ( هُمْ )
😱 ..cantik = jamiilah ( جميلة )
😲..jelek = qabih ( قبيح )
😊..Bersih = nadziifun ( نظيف )
😪..Malas = kaslaan ( كسلان )
📚..Ata'allamu = saya belajar ( أتعلم )
🍔..a'kulu = saya makan ( أاكل )
🍹..Asyrobu = saya minum ( أشرب )
📖..Aqrou = saya membaca ( أقرا )
📝..aktubu = saya menulis ( أكتب )
📢🚶..Atakallamu = saya berbicara ( أتكلم )
✊..Amsiku = saya memegang ( أمسك )
💼..A'malu = saya mengerjakan ( أعمل )
👔..Albasu = saya memakai ( ألبس )
🚦..Toriiqon = jalan ( طريق )
🏡..Baytun = rumah ( بيت )
✏..Mirsamun = pensil ( مِرسم )
✒..Qolamun = pulpen ( قلم )
🚫..Mimsahatun = penghapus ( ممسحة )
💡..Mishbaahun = lampu ( مصباح )
📋..Sabbuurotun = papan tulis ( سبورة )
😃..Kaifahaluka- apa khabar (lelaki) ( كيف حالكَ )
😄..Kaifahaluki- apa khabar (girl) ( كيف حالكِ )
🏠..Askunufi- saya tinggal di ( أسكن في )
🙈..Umri- umur saya ( عمري )
😀..Masmuki? Siapa namamu (untuk perempuan) ( ما اسمكِ )
😉..Masmuka? Siapa namamu (untuk laki2) ( ما اسمكَ )
👧..Ana tilmiidzatun = saya seorang murid (untuk perempuan) ( انا تلميذة )
👦..Ana tilmiidzun = saya seorang murid (untuk laki2) ( انا تلميذ )
😴..Ahlam Saiidah = semoga mimpi indah ( احلام سعيدة )
😰..Syafakallah-smoga Allah menyembuhkn kamu ( شفاك الله )
smoga bermanfaat
🎵♪BELAJAR BAHASA ARAB♪🎵
👭*Ukhwahfillah = Pshabatan Krna Allah ( اخوة في الله )
👧*Ukhtin = Kakak @ Saudara Perempuan ( اخت )
👦*Akhun = Abang @ Saudara Lelaki ( أخ )
👳*Zauj = Suami @ Pasangan (L) ( زوج )
👰*Zaujah = Isteri @ Pasangan (P) ( زوجة )
🙏*Asiff Jiddan = Saya minta maaf sangat2 ( آسف جداً )
👯*Ukhwahfillah Abadan Abada = Psaudaraan krna Allah Selama2nya ( اخوة في الله أبداً ابدا )
💪*Fa'idza Adzamta fatawakkal'alallah = Stelah kmu brazam maka bertawakallah pd Allah ( فإذا عزمت فتوكل على الله )
😭*Inni Akhafullah = Sesungguhnya aku takut kepada Allah (إني أخاف الله)
😍*Maafi Qalbi Ghairullah = Tiada di hatiku selain Allah ( مافي قلبي غير الله )
😅*Lau Samatha = Maafkan saya ( لَو سمحتَ )
😘*Naltaqi Ghadan = Kita jumpa besok ( نلتقي غداً )
👋*Illalliqa' = selamat berjumpa kembali ( الى اللقاء )
✌*Syafakallah = moga Allah myembuhkan kamu (L)(شفاكَ الله)
👌*Syafakillah = moga Allah myembuhkan kamu (P) (شفاكِ الله)
💁*Tafaddhol = Silakan (تفضل )
🙅*La Aadri/ la 'a'rif = Saya Tak Tahu ( لا أدري )
🙆*Maa fii Musykilah = tiada masalah ( مافي مشكلة )
👏*Jazakallahu khairan khatsiira = Smga Allah membalasmu dgn kbaikan (L) ( جزاكَ الله خيراً كثيراً )
👍*Jazakillahu khairan khatsiiran = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (P)
( جزاكِ الله
راً كثيراً )
✌*Jazakumullahu khairan khatsiira = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (L&P) جزاكمُ الله خيراً كثيراً )
👱*Wa iyyaka (L) = Dan utkmu jua.Blasan utk ucapan 👆( وإياك)
👩*Wa iyyaki (P) = dan utkmu jua.Blasan utk ucapan👆( وإياكِ )
☺*Allahukhairuljaza' = Allah adalah Sebaik-baik Pemberi ( الله خير الجزاء )
😎*Fahimtum? = Adakah kalian faham.? ( فهمتم )
😁*Fahimna = Kami telah faham ( فهمنا )
☺*Ijhad wala taksal = Bersungguh2 dn jgnlah kmu malas ( اجهدْ ولا تكسلْ )
😥*La Tahzan Innallaha Ma'ana = Jgnlah bersdih, Ssguhnya Allah bsma kita ( لا تحزنْ انا الله معنا )
☺*Kafaa Bilmauti waa'izhan = Cukuplah kmatian itu mjadi pringatan ( كفى بالموت واعظاً )
😃*Bi idznillah = Dgn izin Allah ( بإذن الله )
😀*InshaAllah kullu khayr ! Aamiin = inshaaAllah smuanya baik,Aamiin ( إن شاء الله كل خير. آمين )
😄*Barakallahu Fiik = Smga Allah mrahmati kamu/mbrkati kamu ( بارك الله فيك )
😘*Masa ul khair = slmt sore ( مساء الخير )
😊*Na'am = Ya ( نعم )
😬*bisura'h = mari2 cpat (lekas2) ( يالله بسرعة )
😓*Ismahli ya ustaz/ustazah = Tumpang tanya wahai Ustaz/Ustazah ( اسمحلي يا أستاذ/أستاذة )
🚽*Uridu an azhaba ilal dauratul ma'ah = Blhkah sy ingin ke tempat air ( أريد أن أذهب الى دورة المياة
🎂*Sanah Helwah = Slmt hr jd ( سنة حلوة )
🙋*Ana Aidon = Saya Juga ( أنا أيضاً)

Semoga bermanfaat dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan seharian.

Seorang Manusia Biasa

Aku Terlahir Dari Air Yang Hina...
Keluarga Ku Orang Yang Alhamdulillah Selalu Berkecukupan... Aku Bangga Punya Ayah Yang Selalu Mensport Aku Lewat Kata-Kata Mutiara Yang Keluar Dari Mulutnya...
Sama Hal Nya Ibu Ku Juga Yang Selalu Mengeluarkan Kata-Kata Berlian Di Mulut Nya... Selalu Mengingatkan Aku, Dengan Kebaikan... Aku Hanya Berharap... Semoga Aku Bisa MembahagiaKan Kedua Nya... Dan Aku Pun Sadar... Bahwa Diriku Tak Akan Pernah Bisa Membalas Jasa-Jasa Kedua Nya...
Aku Rindu Ibu...
Aku Rindu Ibu...
Aku Rindu Ibu...
Dan Aku Pun Juga Rindu Ayah...

LOVE YOU MOM... AND FATHER...

KAU SELALU ADA DIHATIKU...