Selasa, 14 November 2017

MSI (METODOLOGI STUDI AL-QUR'AN)

METODOLOGI STUDI AL-QUR'AN

DISUSUN OLEH :
1. Muhammad Fathan Rusyadi
2. Muhammad Hipni
3. Muhammad Noor

BAB I
PEMBAHASAN
Pengertian Al-Qur’an
Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai sumber dari segala hal yang berhubungan dengan Agama Islam, yang berkaitan dengan masalah tersebut meliputi Al-Qur’an sebagai sumber Islam, ilmu- ilmu Al Qur’an, metode dan corak penafsiran serta model penelitian AlQur’an. Kajian tentang Metodologi Studi Al Qur’an merupakan salah satu yang juga menjadi perhatian para ulama’ yang akan mengkaji tentang keislaman
Al-Qur’an itu ialah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya. Adapun definisi Al-Qur’an ialah “Kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW sebagi mu’jizat dan membacanya adalah ibadah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka wahyu Allah ( Kalam Allah ) yang diturunkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad SAW tidak dinamakan Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, atau Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, atau Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS. Demikian pula kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tidak dianggap membacanya sebagai ibadah seperti hadits Qudsi tidak pula dinamakan Al- Qur’an.
Sebagai mu’jizat, Al- Qur’an telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya orang-orang arab di zaman Rasulullah ke dalam agama islam, dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang , ( insya Allah ) pada masa – masa yang akan datang.
Funsi Dan Esensi Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitab suci yang menjadi bacaan bagi manusia untuk memperoleh petunjuk Allah SWT. berfungsi sebagai Al Huda, Al furqon, Asy Syifa’ dan Mau’idhoh bagi orang yang beriman. Esensi Al Qur’an adalah sebagai petunjuk pedoman hidup sekaligus penjelas bagi manusia disampaikan melalui Rasulullah saw. dengan bahasa yang dapat dipahami oleh manusia. Manusia yang dimaksud adalah semua umat di bawah kerasulan Nabi Muhammad, kapan,dan dimanapun mereka berada. Al Qur,an bersifat universal, tidak berfungsi untuk kelompok, atau generasi tertentu pada zaman dan tempat tertentu.Ia adalah kebenaran hakiki, keberadaan dan fungsi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Allah akan menjamin dan menjaganya sebagimana dijelaskan dalam Al- Qur,an yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya ( QS Al Hijjr [15]: 9).
Statemen yang digunakan Al Qur’an ialah Amar, Nahi, wa’id ( ancaman) ‘Ajr        (pahala), dzanbun ( dosa). Statemen Nash yang  variatif itu akan menimbulkan pengertian tegas dan mantap ( Muhkam), tegas dan lugas (Muystarak),dan samar-samar( Mutasyabih). Sikap dan gaya penuturan Al Qur’an dalam menghadapi manusia adalah suatu kehebatan (I’jaz) yang tidak dapat ditandingi.
Wilayah Kajian Al-Qur’an
Dalam kitab-kitab ilmu-ilmu Al-Qur’an dikupas sejumlah masalah. Berarti topik-topik itulah yang menjadi kupasan dalam studi Al Qur’an. Topik-topik bahasan ilmu Al Qur’an dalam ringkasan dapat digambarkan demikian. Pertama, sejarah ilmu Al Qur’an yang mencakup pertumbuhan ilmu-ilmu Al Qur’an pada masa Rasul hingga abad ke-14 H, dan tokoh-tokoh tafsir Al Qur’an. Kedua, ilmu tentang turunnya ayat ( ‘ilm asbab al-nuzul ) yang mencakup tentang hubungan sebab dan musabbab dan kisah turunnya ayat. Ketiga, ilmu makki wa al-madani yang mencakup mana ayat Al Qur’an yang turun di Makkah dan mana yang turun di Madinah dan ciri-ciri antara keduanya. Keempat, sekitar kalimat yang dipakai untuk pembukaan surat ( fawatihu al-suwar ). Kelima, ilmu cara-cara membaca  Al Qur’an ( ilmu qira’at ). Keenam, ilmu yang menerangkan ayat-ayat penghapus hukum dan ayat-ayat yang dihapus hukumnya ( ilmu nasikh wa al-mansukh ). Ketujuh, tentang ilmu cara-cara menulis Al Qur’an. Kedelapan, ilmu yang menerangkan ayat-ayat muhakamah dan ayat-ayat yang mutasyabih ( ilmu muhkam wa mutasyabih ). Kesembilan, ilmu perumpamaan Al Qur’an ( ilmu amthal Al Qur’an ). Kesepuluh, ilmu tentang sumpah yang ada di dalam Al Qur’an . Kesebelas, tentang kisah-kisah yang ada di dalam Al Qur’an. Keduabelas, ilmu jadal Al Qur’an. Ketigabelas, ilmu tafsir Al Qur’an. Keempatbelas, metode-metode yang diperlukan oleh seorang mufassir. Dan yang terakhir, Kelimabelas ilmu tentang kemu’jizatan Al Qur’an ( I’jaz Al Qur’an ).
Metode/Model Tafsir
Ulama berbeda pendapat dalam mengelompokkan jenis tafsir. Ada yang mengelompokkan menjadi dua besar, yakni (1) tafsir bi al-riwayah ( bil ma’tsur),  (2) tafsir  bil-ra’yi (al-dirayah). Sementara menurut Al-Farmawi, ada empat metode tafsir, yaitu (1.. Maka dalam tulisan ini mengikuti pengelompokan Al-Farmawi ditambah metode kulli ( holistik ).
Metode/Model Tafsir Tahlili
Metode Tahlily adalah satu metode tafsir yang mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat ayat Al Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat ayat Al Qur’an sebagaimana tercantum dalam mushaf.
Metode/Model Tafsir Maudhu’iy
Metode maudhu’iy adalah dimana mufassirnya beupaya menghimpun ayat-ayat Al Qur’an dari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya.
Metode/Model Tafsir Muqaran
Metode Muqarin adalah suatu metode tafsir Al Qur’an yang dilakukan dengan cara membandingkan ayat Al Qur’an yang satu dengan lainnya, atau membandingkan ayat-ayat Al Qur’an dengan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang tampak bertentangan serta membandingkan pendapat-pendapat ulama tafsir menyangkut penafsiran Al Qur’an.

Metode/Model Ijmaliy
Metode Ijmaliy atau disebut juga dengan metode global adalah cara menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an dengan menunjukkan kandungan makna yang terdapat pada suatu ayat secara global.


BAB II
SIMPULAN
Fungsi Al Qur’an  sebagai Al Huda, Al Furqon, Asy Syifa’ dan Mau’idhoh bagi orang yang beriman.
Esensi Al Qur’an adalah sebagai petunjuk pedoman hidup sekaligus penjelas bagi tahlili ( metode analitis ), metode ijmali            ( metode global ), metode muqaran ( metode perbandingan ), dan metode maudu’i ( metode tematik ).manusia.
Metode/model tafsir ada yang mengelompokan menjadi dua, yaitu tafsir bil ma’tsur dan tafsir bil ra’yi. Ada pula yang mengelompokkan menjadi empat, yaitu model  metode

DAFTAR PUSTAKA
       Faridl, Miftah. Pokok-Pokok Ajaran Islam.  Penerbit Pustaka Bandung  2010. Cet. XV
       Razak, Nasruddin. Dienul Islam. PT Al Ma’arif Bandung Cet. II
       Nasution, Khoiruddin. Pengantar Studi Islam. PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2016. Cet. I
       Nata, Abdullah. Metodologi Studi Islam. PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2008. Cet. XII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar